Friday, January 23, 2015

Di bumi suci

Pagi ini aku diam terpaku,
Pandang pertama pada keajaiban itu,
Terus rasa ini tak upaya ku sembunyikan,
Titisannya mengalir meledak segalanya.


Aku bicara pada Dia,
Sungguh aku insan hina lagi pendosa,
Terasa malu jasadku ada di sini,

Di bumi suci, di hadapan KaabahMu.

Aku bicara pada Dia,
Tanah ini sungguh mulia,
Lebih mulia daripada insan sepertiku,
Tanah ini sungguh berjasa,
Menjadi kecintaan Nabi sanjunganku.


Aku bicara pada Dia,
Mengucap syukur sedalam jiwaku,
Taqdir Dia membawaku ke sini,
Di bumi yang wangi dengan barakah,
Di bumi yang basah dengan keinsafan.


Aku bicara pada Dia,
Sungguh hatiku tak pernah secekal perjuangan baginda,
Ku akui jiwaku tak setulus pengorbanan para sahabat,
Ku cemburui kemuliaan para wanita Ummul Mukminin,
Aku sering lemah dan tewas dengan nafsu ku sendiri.


Aku bicara pada Dia,
Daripada ruang hatiku yang paling sepi,
Aku terasa ingin pergi daripada hiruk pikuk dunia ini,
Aku terasa ingin kembali bahagia dalam pangkuan Dia,
Jauh daripada kesukaran, jauh daripada kesusahan.


Allah,
Aku ingin pergi,
Tubuhku dirasa kian lemah,
Basah dengan air mata seorang pendosa.

Aku diam lagi usai bicara ini,
Seakan ada rasa yang membelai diri,
Kehidupan ini perlu juga untukku lalui,
Sukar dan payah menjadi bukti,
Bahawa hidupku di sini hanya untuk mengabdi.
Sehingga akhirnya nafas ini diambil pergi,
Bersama jasad yang dikembalikan nanti.


Nur A'isyah Humaira Ismail
020115 @ Makkah al Mukarramah

0 comments:

 

Copyright © 2011 Reserved to Tinta Wardah Design with love by CikBulat